Kamis, 10 Januari 2013

tips seputar pelamar kerja

Enam Pertanyaan Penting dalam Wawancara Kerja

 Wawancara kerja bisa sangat menegangkan. Bagaimanapun, sulit untuk mengetahui pertanyaan seperti apa yang mungkin ditanyakan oleh calon atasan Anda. Kami mendapat saran dari Lindsey Pollak, penulis buku “Getting from College to Career: Your Essential Guide to Succeeding in the Real World”, sebagai bekal terkait pertanyaan yang harus siap Anda jawab nantinya.

1. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Berikan kisaran gaji yang tepat sesuai dengan pekerjaan Anda (lihat di situs Glassdoor.com). Kemudian, berikan jumlah yang sedikit lebih tinggi dari kisaran tadi untuk memberikan ruang negosiasi.

2. Apa yang Anda kerjakan di pekerjaan sebelumnya?

Ini adalah salah satu pertanyaan yang menyebalkan, namun para pengusaha sering menanyakannya,  jadi bersiaplah. Anda dapat mengatakan bahwa perusahaan Anda sebelumnya meminta kepada Anda untuk tidak mengungkapkan informasi saat dulu Anda dipekerjakan, atau berikan saja informasi yang tidak mendetail. Mereka mungkin saja memeriksa, jadi jawab dengan dengan jujur. Itu berarti, gaji Anda saat ini seharusnya tidak mendikte masa depan Anda.

3. Apa kelebihan dan kelemahan Anda?
Jangan membuat  kelebihan sebagai kelemahan Anda. Mereka tidak akan jatuh untuk itu. Sebaliknya, berbicaralah apa adanya dan bagaimana Anda mencoba untuk memperbaikinya. Cobalah mengatakan seperti, "Saya dulu merasa gugup saat menelepon klien, tapi kemudian saya menyadari bahwa semakin sering saya melakukannya, maka akan semakin menjadi mudah." Dengan menunjukkan bahwa kelemahan Anda seolah-olah terjadi di masa lalu, (dan tunjukkan bahwa Anda peduli soal itu) itu berarti  Anda bersedia untuk berubah dan berkembang.

4. Apakah Anda dekat dengan atasan lama Anda?
Anda memiliki atasan yang mengerikan. Pewawancara tidak perlu tahu itu. Ditambah,  mengungkapkan keburukan mantan bos Anda adalah sesuatu yang berbahaya, karena  pewawancara mungkin akan merasa khawatir bila suatu saat Anda akan melakukan hal yang sama kepada mereka jika Anda ternyata diterima bekerja. Cukup katakan "ya" dan lanjutkan hal yang lain.

5. Mengapa Anda meninggalkan pekerjaan lama Anda?
Jangan pernah mengeluh atau mengkritik sesuatu yang terjadi di masa lalu di pekerjaan Anda. Cobalah katakan sesuatu seperti, "Pekerjaan lama saya tidak sesuai dengan harapan saya, dan saya ingin tantangan yang baru." Kemudian ungkapkanlah hal lainnya.

6. Bagaimana Anda mengatasi tantangan di tempat kerja?
Jangan berkata samar-samar. Berikan contoh nyata seperti, "Saya pernah diberi proyek besar di menit-menit terakhir." Kemudian jelaskan bagaimana Anda mengatasi hal tersebut (mengerjakannya hingga larut malam, meminta bantuan dari sesama karyawan, dan lain-lain) dan jelaskan hasil akhirnya.

 

Tentukan Gaji Sendiri Saat Melamar Kerja

 

Oleh: Marmi Panti Hidayah


Ketika melamar kerja, kandidat karyawan akan menghadapi sesi wawancara. Ini bagian yang sangat menentukan, apakah bisa diterima atau tidak setelah mengetahui standar kualifikasinya. Negosiasi gaji ada pada sesi ini. Apa yang mesti dilakukan?

“Dalam proses wawancara, perusahaan akan mencari orang paling tepat atau paling mendekati sesuai ‘kebutuhan’ perusahaan. Seseorang diterima atau tidak bukan karena bodoh atau tidak bodoh, mampu atau tidak mampu. Paling utama adalah kandidat tersebut tepat atau tidak dengan kebutuhan perusahaan,” kata Ami Siamsidar, Konsultan Psikologi Senior pada Dr Sarlito & Co. Bisa jadi, ada kandidat sangat cerdas atau memiliki kemampuan lebih, tapi justru tidak diterima lantaran melebihi kualifikasi perusahaan.

Permintaan besarnya gaji juga menjadi pertimbangan apakah kandidat ini tepat atau tidak. “Sebab selain disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, penerimaan tenaga kerja juga disesuaikan dengan kemampuan perusahaan,” kata Ami.

Pembicaraan besaran gaji biasanya dilakukan di akhir wawancara. “Di sini biasanya perusahaan akan menanyakan gaji yang diminta kandidat. Tapi bisa juga luput dari pertanyaan. Atau, justru itu trik untuk tidak ditanyakan akibat saking tertariknya atau sebaliknya, tidak tertarik pada kandidat,” jelasnya.

Perihal gaji ini, kandidat boleh saja menanyakan langsung mengenai plafon perusahaan, kira-kira berapa imbalan yang akan diterimanya jika sudah bekerja. “Dengan bahasa standar, pertanyaan tersebut bukan sesuatu yang mengejutkan bagi pewawancara. Jadi wajar saja menanyakan standardisasi gaji perusahaan,” katanya.

Justru dengan bertanya demikian, kandidat akan mudah mempertimbangkan nilai gaji yang diinginkan. Idealnya, lanjut Ami, seorang kandidat (berpengalaman kerja) telah memiliki standardisasi gaji. Semua dipertimbangkan sesuai kemampuan kerja dan referensi yang dimiliki, hingga bisa menentukan berapa minimal gaji yang seharusnya didapat.

“Kita harus punya kisaran gaji kira-kira berapa, dan bermainlah dalam kisaran tersebut. Jangan berspekulasi dan mencoba-coba menyampaikan permintaan gaji di atas atau di bawah kisaran,” ujar psikolog yang juga aktivis LSM ini.

Menurut Ami, menentukan standar gaji bagi diri sendiri adalah lebih realistis dibanding berspekulasi atau bermain-main dengan nilai. Ukur besarnya gaji yang diminta sesuai kemampuan kerja. Jangan sembarang menetapkan nilai, tapi sampaikan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi: kemampuan kerja,  referensinya bagaimana, dengan memperbandingkan dari sejumlah informasi. “Itu jauh lebih mudah diterima,” tandasnya.

Kembali lagi, yang paling aman adalah menanyakan bujet yang ditawarkan untuk jabatan yang dilamar. “Di situ kita bisa melihat apakah ancer-ancer yang sudah kita persiapkan jauh di bawah standar atau di atas standar. Jadi kita bisa tahu peluangnya,” jelas Ami.

Dalam menyampaikan gaji sesuai keinginan, kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan kita untuk transportasi dan uang makan. Berapa jumlah yang dibutuhkan di luar gaji pokok?

Untuk itu, Ami menuturkan, saat ada panggilan wawancara, segera perhitungkan ongkos transportasi dan makan. Jangan sampai salah hitung hingga belakangan baru kaget gajinya terlalu kecil, lalu baru sebulan memilih mundur.

“Itu tidak fair, karena perusahaan mencari tenaga dengan harapan bisa mendapatkan tenaga kerja jangka panjang,” jelasnya.

Selain besaran gaji, bisa juga ditanya dengan rileks soal tunjangan yang bakal didapat selama bekerja. Misalkan, tunjangan kesehatan. Untuk permintaan tunjangan ini, kandidat berpengalaman kerja bisa bercermin dari perusahaan sebelumnya. Sebaliknya bagi yang belum perpengalaman, bisa tanya-tanya dulu soal poin-poin tunjangan yang biasanya diberikan perusahaan tersebut apa saja.

“Jangan dipukul rata semua perusahaan bisa memberikan tunjangan-tunjangan demikian,” katanya.

Terkait permintaan gaji dan tunjangan ini, Kepala BSI Career Center, Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Heri Kuswara berpendapat, kandidat belum berpengalaman sebaiknya tidak menyampaikan nilai gaji yang diminta.

“Fresh graduate tidak puya nilai jual. Sebesar apapun kompetensinya, tetap saja belum pernah diimplementasikan di dunia kerja. Belum pernah diketahui berapa besar kontribusinya di dunia kerja. Jadi jangan sampai menyampaikan nilai gaji yang dinginkan,” kata Heri Kuswara.

Lalu bagaimana jika ada pertanyaan berapa gaji yang diminta? “Jawab saja: Saya yakin perusahaan akan memberikan yang terbaik kepada saya ketika saya memberikan kontribusi terbaik pada perusahaan,” ujar dosen di BSI ini.

Tetapi biasanya di sini kandidat terjebak karena dipaksa menyebutkan nilai gaji. Di sinilah kandidat perlu mengetahui standardisasi gaji di daerah. Misalnya untuk lulusan SMA di Jabodetabek Rp 1,3 juta ke atas (sesuai UMP), D-3 Rp 1,5 juta ke atas, dan S-1 adalah Rp 1,8 juta ke atas. “Boleh sebut angka minimum atau lebih sedikit di atasnya,” kata dosen yang mengelola lembaga persiapan dan penempatan karier mahasiswa/alumni Kampus BSI.

Kandidat juga perlu memahami profile company perusahaan, karena ada perusahaan yang memang memberikan gajitinggi dan ada yang memang standar gajinya kecil



Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja

Wawancara kerja berguna tidak hanya untuk menilai kemampuan Anda, tapi juga perilaku. Banyak hal harus dipersiapkan agar momen yang menentukan ini berjalan lancar. Salah satunya, mengetahui bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari.

Profesor Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh sangat menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang terucap. Menurut penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki pengaruh 55 persen sementara kata-kata yang diucapkan hanya 7 persen.

Kesempatan untuk menciptakan kesan pertama yang baik tak memakan lama. Menurut penelitian, 30 detik hingga empat menit pertama merupakan waktu kritis yang sangat menentukan. Nah, agar tak salah langkah saat wawancara kerja, hindarilah beberapa gerak tubuh yang bisa mengundang penafsiran negatif pada diri Anda.


Senyum palsu
Masuklah ke ruangan wawancara dengan percaya diri dan senyum yang tulus. Senyum yang terpaksa akan sangat terlihat dan membuat Anda terlihat seperti orang yang suka berpura-pura. Senyum yang tulus mengesankan Anda orang yang percaya diri, terbuka, dan nyaman dengan keadaan sekitar. Tapi hindari juga tersenyum terus-menerus yang bisa memberikan sinyal yang salah pada calon atasan Anda.


Gerakan dan posisi tangan
Gerakan tangan memegang peranan penting dalam mengekspresikan bahasa tubuh Anda. Melipat tangan di dada merupakan bahasa tubuh yang wajib dihindari. Melipat tangan di dada mengesankan Anda menjaga jarak, bersikap tertutup, atau malah terkesan bosan dengan pembicaraan ini. Mungkin saran ini sudah sering Anda dengar, tapi kenyataannya saat sedang gugup masih banyak orang melakukannya.

Menepuk-nepukkan tangan atau terus menggerakkan tangan menandakan Anda sangat gelisah. Gerakan ini secara tidak langsung juga bisa membuat orang yang mewawancarai Anda menjadi tidak nyaman dan terganggu.

Hindari juga mengetuk-ketukan tangan ke meja saat proses wawancara. Melakukan hal ini secara tidak langsung Anda mengirimkan sinyal kalau Anda bosan atau merasa lebih tahu dari si pewawancara.

Sebaiknya letakkan tangan Anda secara santai dan terbuka di posisi yang paling membuat Anda santai. Hindari terlalu banyak menggunakan gerakan tangan atau jari untuk menghindari kesan yang salah.


Jabatan tangan
Saat memulai dan mengakhiri wawancara jangan lupa jabat tangan si pewawancara dan ucapkan terimakasih. Jabat tangan dengan erat namun wajar. Jangan biarkan tangan terlalu lemas atau mencengkeram terlalu keras. Jika telapak tangan Anda berkeringat, seka dahulu keringat di tangan Anda sebelum masuk ke ruang wawancara.


Menyentuh wajah
Menyentuh wajah sebaiknya dihindari saat wawancara kerja. Gerakan ini dapat menyiratkan Anda gugup atau tidak jujur terhadap pernyataan Anda.


Posisi kaki

Duduklah dengan kedua kaki menyentuh lantai yang menggambarkan Anda nyaman dan percaya diri. Saat gugup atau cemas Anda sering tak membuat gerak tubuh secara tidak sadar. Salah satu yang paling sering ditemui adalah menggerak-gerakan kaki tanpa henti. Gerakan kaki ini menandakan Anda sangat tidak nyaman bahkan tak sabar ingin keluar dari ruangan.


Kontak mata & posisi duduk
Kontak mata dengan si pewawancara memang baik. Tapi terus-menerus menatap si pewawancara tanpa henti juga bisa membuat dia tidak nyaman. Ahli gerak tubuh Janine Driver mengatakan, 60 persen kontak mata sudah cukup membuat Anda terlihat antusias. Selain mata, fokuskan tatapan pada segitiga bagian atas wajah yaitu area sekitar alis kanan-kiri dan pertengahan hidung.

Jangan terlalu sering menatap bagian bawah wajah terutama bagian mulut dan dahi yang bisa membuat si pewawancara menjadi tidak nyaman. Jika pewawancara Anda lebih dari satu, tatap mereka secara bergantian. Hindari tatapan kosong yang membuat lawan bicara Anda kurang nyaman.

Duduklah dengan posisi yang nyaman, tidak terlalu tegak maupun tidak terlalu bersandar. Condongkan tubuh sedikit (sedikit saja) ke arah pewawancara untuk menandakan Anda fokus dan antusias.

Selamat mencoba!

Tips Wawancara untuk Lolos Melamar Pekerjaan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam proses seleksi melamar pekerjaan, wawancara sering kali dianggap mudah. Namun dalam sesi wawancara beberapa orang gagal mendapatkan pekerjaan yang didambakannya. Untuk itu sesi wawancara harus dipersiapkan dengan sunguh-sungguh.
Berikut tips rahasia sukses wawancara saat melamar pekerjaan;
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab: Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan penjelasan.
2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih baik, berikan respons berupa, “Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan di kantor beres semua.”
3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab: Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret. Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan kelebihan Anda.
4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab: Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.
5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab: Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu, ucapkan dalam kalimat ‘positif’, misalnya bahwa Anda tidak melihat ada ‘ruang’ di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang lebih baik.
6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab: Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk mengatasi masalah
7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab: Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website. Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru saja diangkat – apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya, apakah karir Anda akan berkembang di sana.
Apa yang menjadikan seseorang selalu sukses untuk menggapai impiannya? Tampil beda dan memiliki keunggulan komperatif mungkin salah satu yang menjadikan Anda selalu berada di dalam posisi terdepan!
Termasuk dalam meraih karier dan mengungguli orang lain dalam mencari pekerjaan yang sesuai. Ada beberapa trik atau strategi yang perlu disiapkan agar Anda sukses dalam melewati tahapan untuk mengejar karier yang diidam-idamkan.
Modal nekat saja, pasti tak cukup.. Di sini juga anda bisa menemukan beberapa lowongan kerja yang mungkin tak ada salahnya jika anda mencobanya. (tslb)


Beberapa Hal yang Tidak Perlu Masuk Dalam CV

Saat melamar kerja, kita ingin memastikan CV kita berbeda dari yang lain — tapi bukan untuk alasan yang salah. Nah, supaya CV kita tidak berakhir di tempat sampah, pastikan lima hal berikut ini tidak terdapat dalam CV Anda!

1. Objektif atau tujuan

Memang ada masanya ketika para pencari kerja merasa perlu menuliskan tujuan atau bayangan pekerjaan mereka. Ini memang bagus bagi para pencari kerja, tapi membuang-buang waktu perusahaan. Kenapa? Soalnya mereka justru sedang mencari seseorang yang bisa memenuhi kriteria mereka (bukan sebaliknya). Anda boleh-boleh saja menuliskan objektif, tapi cukup save di komputer.

2. Informasi pribadi

Tidak ada perlunya mencantumkan status pernikahan, selera seksual, jumlah anak, agama, atau afiliasi politik dalam CV. Jika kamu punya blog, bolehlah masukkan URL bila memang ada hubungannya dengan pekerjaan. Jangan masukkan nomor SIM — bila CV Anda ditolak, informasi pribadi Anda bisa disalahgunakan oleh orang tak bertanggungjawab.

3. Gaji yang diinginkan

Diskusi gaji lebih baik dilakukan seiring proses rekrutmen. Jika Anda memang diminta menuliskan rentang gaji yang diinginkan, tuliskan rentangnya selebar mungkin dan bersiap-siaplah untuk negosiasi.

4. Pengalaman/kegiatan yang tak berhubungan

Tiada tempat bagi pengalaman kerja Anda yang tidak berhubungan, keanggotaan klub, atau hobi Anda dalam CV.

5. Kelemahan

Dalam wawancara kerja, sering kali kita ditanya apa kelemahan kita. Tapi itu bukan berarti kita boleh lebih dahulu memberi tahu pihak perusahaan. Fokuslah pada kelebihan Anda.

Selanjutnya, ingatlah lima hal penting berikut ini ketika menulis CV:

Jangan menggunakan CV yang sama untuk semua lamaran kerja. Jauh lebih baik bila Anda “menjahit” sedikit CV yang dikirim untuk tiap lamaran, sebab jenis pekerjaan yang berbeda membutuhkan keahlian yang berbeda pula.

Jangan lupa surat lamaran. Inilah tempat Anda berkesempatan “menjual diri” — menunjukkan keahlian Anda serta menjelaskan CV Anda bila ada yang janggal. Ini juga bisa jadi tempat yang tepat untuk Anda menunjukkan pengetahuan Anda mengenai industri — dan perusahaan — yang dituju.

Jangan sekadar mencantumkan posisi pekerjaan terdahulu. Tapi berikan penjelasan sedikit kepada calon bos mengenai keahlian apa saja yang telah Anda dapatkan — dan kaitannya dengan pekerjaan yang sedang Anda incar. Jangan lupa juga cantumkan prestasi yang diraih.

Jangan sampai ada salah ketik. Apalagi bila Anda salah mengetik sapaan yang harusnya “Bapak” menjadi “Ibu”. Sehebat apa pun Anda, besar kemungkinan CV Anda akan berakhir di Recycle Bin.

Jangan membual. Jika CV Anda lolos persaingan — dan itu memang tujuannya, kan? — bos yang baik akan memeriksa semua keabsahan fakta. Mengecek fakta lewat Internet tidaklah sulit. Dia pun bisa bertanya ke mantan bos Anda. Jadi jika ada yang janggal di CV Anda, jelaskanlah di surat lamaran — atau jelaskan langsung saat wawancara.





 

 


Tips Dan Trik Memasang Iklan

Tips Dan Trik Memasang Iklan

Pasang Iklan Gratis

Pasang Iklan Gratis